Dieng plateau atau yang lebih dikenal dengan Dieng berada di dua wilayah Kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Meskipun lebih banyak wilayah yang berada di Kabupaten Banjarnegara, namun masyarakat yang berwisata lebih mengenal bahwa Dieng itu identik dengan Kabupaten Wonosobo.
Berada di wilayah pegunungan vulkanik aktif, Dieng juga memiliki kondisi tanah yang subur seperti daerah pegunungan lainnya sehingga selain sebagai wilayah wisata juga sebagai wilayah pertanian. Jangan heran jika sepanjang perjalanan anda akan menemukan wilayah pertanian kentang dan kubis.
Sejarah Dieng
Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Sansekerta: “di” yang artinya “tempat” atau “gunung” dan “Hyang” yang artinya (Dewa). Hal ini bermakna bahwa Dieng merupakan tempat dewa-dewi bersemayam atau tinggal.
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa nama Dieng diambil dari kata “Adi dan Aeng” yang berarti memiliki makna sebagai tempat yang memiliki pemandangan yang sangat indah dan mengagumkan.
Meskipun begitu, kedua pendapat tersebut tidak salah karena pemandangan Dieng memang sangat menawan dan wilayahnya sering berkabut, tak heran orang mengatakan bahwa Dieng sebagai negeri atas awan atau nirwana.
Pada awal masehi, terjadi migrasi penduduk Kalinga ke penjuru asia, termasuk salah satunya adalah pulau Jawa. Migrasi ini menurut beberapa sumber karena serangan kerajaan Ashoka. Namun ada juga pendapat peneliti dari Prancis, bahwa migrasi ini hanya migrasi biasa bukan disebabkan serangan atau peperangan.
Seperti proses migrasi pada umumnya, kalingga membawa pengaruh mulai dari keyakinan, teknologo, sastra, hingga bercocok tanam. Hal inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya Wangsa Mataram Kuno (Sanjaya dan Syailendra) yang mencapai puncaknya pada abad 8-9 M. Bukti-bukti peninggalannya berupa candi-candi yang sampai sekarang masih dapat kita lihat hingga saat ini.
Nama Dieng sendiri kemudian dilatarbelakangi dari peristiwa pemindahan simbol surga dilakukan Sang Hyang Djagadnata (Bathara Guru), dimana hal ini tertuang dalam Serat Paramayoga karya R Ng Ranggawarsito.
Temukan Desa Tertinggi Di Jawa Tengah
Selain obyek wisata yang nanti akan dijelaskan, Dieng juga memiliki desa tertinggi di Pulau Jawa. Anda bisa mengunjungi Desa Sembungan yang memiliki ketinggian 2300 mdpl.
Bulir Es di Bulan tertentu
Dinginnya Dieng bisa anda rasakan puncaknya di sekitar bulan Juli-Agustus. Pada Bulan ini biasanya Dieng akan diselimuti bulir-bulir es, karena temperature udara bisa mencapai dibawah 0 derajat celcius.